Selasa, 25 Oktober 2016

Resensi Novel Matahari



ILY ALA ALI*)

Judul buku      : Matahari
Penulis            : Tere Liye
Penerbit          : Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit     : 2016
Tebal hal.        : 400


Novel ke tiga dari tetralogi Bumi, Bulan, Matahari dan Bintang yang begenre fantasi, action remaja ini mampu menarik semua lapisan pembaca. Bercerita tentang 4 orang anak berusia 15 yang berpetualangan di 4 klan.
Dengan gaya bahasanya yang khas, Tere Liye mampu menyuguhkan novel ini menjad sebuah novel  yang mudah dipahami.
Raib, salah satu tokoh utama dalam novel ini yang mampu menghilang, berasal dari klan Bulan. Sedangkan Seli, sahabat dekat dari Raib merupakan pewaris kekuatan dari Klan Matahari. Dan tokoh terakhir yang super cerdas tapi tidak menyukai sekolahnya, guru-gurunya, teman-teman sekelasnya, peduli namun terkadang cuek, kini mulai menyadari persahabatan adalah hal yang paling utama. Apalagi sejak mengetahui Raib dan Seli memilki kelebihan yang tidak dimliki teman-teman seusianya.  Ya, dialah Ali.
Ali sebenarnya dengan mudah bisa duduk di tingkat akhir ilmu fisika program doktor, namun tidak diperbolehkan orang tuanya. Hal tersebut tidak menyurutkan semangatnya untuk mengetahui dunia dan seisinya karena menurutnya dunia tak sesederhana yang manusia lihat. Dengan perpaduan teknologi klan bulan dan matahari, Ali mampu menciptakan sebuah kapsul ajaib. Guna mengingat jasa teman seperjuangannya yang meninggal ketika bertempur di klan bulan, ia menamainya ILY.
Alur novel ini mampu membuat dag dig dug pembaca. Seolah dibiarkan menebak ending nya sesuka hati.
Terlepas dari kekurangan yang ada, hadirnya novel ini mampu menambah khazanah wacana di Indonesia, terutama novel yang memliki intisari tersirat tentang kehidupan, pendidikan, teknologi maupun ilmu pengetahuan lainnya.

*) Resensi ini ditulis guna untuk mengikuti lomba Resensi Novel Matahari - Tere Liye yang diselenggarakan oleh Gramedia Pustaka Utama