Hi ..
Berjumpa kembali dengan coretan ku,
Hari yang
panjang, melelahkan, lemas dan capek yang serasa nggak hilang-hilang. Namun,
mulut ini tak pernah berhenti berdoa dan berharap, semoga kelak terwujud dan
terbayarkan atas tetes peluh dan seluruh perjuangan. LPDP edufair 2017 terakhir
yang diselenggarakan di UMY itulah awal dari semuanya. Tak terbayangkan begitu
banyak animo yang datang, diperkirakan sekitar 13000 pengunjung. So Amazing!! Jadwal
tertulis jam 08.00 opening, tapi tak sedikit yang sengaja datang lebih pagi,
bahkan jam 06.00 sudah ditempat. Aku sendiri yang datang bersama salah satu temanku
sengaja mepet waktunya. Maklum, baru sekali ini mengikuti edufair nya
LPDP. Apalgi kita notabennya masih mahasiswa semester awal. But, tidak ada salahnya
bukan?
Karena aku
pikir, yang berdiri di jajaran mereka bukanlah orang yang jenius, bukanlah
orang yang berpunya atau berekonomi tinggi, bukan pula mereka yang memeilki
skor nilai IELTS maupun TOEFL yang tinggi. SAMA SEKALI BUKAN. Mereka adalah
para pemburu beasiswa yang optimis, ulet,
tekun dalam menyaring info-info tentang beasiswa, tentunya dengan prioritas
memenuhi syarat (tidak terlalu muluk-muluk) dalam meng-explain riset dan
penelitiannya.
Mereka
menyadari dari awal bahwa membangun mimipi, apalagi mimpi untuk melanjutkan
studi jenjang S2 atau S3 diluar negeri dengan beasiswa baik fullscholarsip
maupun part, semuanya butuh waktu yang tidak sebentar. Persiapan yang matang
juga mental yang tak kalah diperhatikan . Pun dengan kami, LPDP hanya mengadakan
event-event besar seperti ini, tidak tiap bulan. Bahkan belum tentu tiap tahun
ada. Makanya bisa dimanfaatkan. Meski harus bersabar, membudayakan antri selama
kurang lebih 3,5 jam.
Dalam panjangnya
antrian pun aku tak habis pikir. Ada kebiasaan buruk orang Indonesia sudah
mendarah daging di negara ini. Ketika hati merasa adem ayem, dengan tertibnya
antrian dalam LPDP edufair 2017, ehh tiba tiba ada beberapa orang yang
menyerobot begitu saja. Apa mereka nggak mikir, semua orang yang berdiri disana
sama. Mereka mengantri, menunggu hanya 1 atau 2 jam. Kalo ingin duluan, berangkatnya
mesti pagi-pagi, seperti kenalanku yang katanya pukul 06.00 sudah siap-siap. Disisi
lain, yang belum banyak diterapkan di negara ini adakah kebiasaan memanfaatkan
waktu. Yaa, dalam jangka waktu 2 hingga 3 atau bahkan 4 jam sebagian besar
hanya ngobrol kesana kemari, gosip ini itu, atau mentoknya bahas stylelife kos
mapun universitas masing-masing. Namun, ada yang awas dari penglihatanku, ada
sebagian dari mereka yang menyempatkan diri untuk bahas skripsi, tugas, baca
buku bahkan sekilas ku lirik di antrian seberang ada mbak-mbak yang merajut. Aktivitas
mereka lah yang perlu di contohkan untuk generasi mendatang. Hebat bukan
Seadainya 13.000 orang semuanya sepert itu, ahh Indonesia memilki banyak
penerus dari tokoh tokoh hebat.
Juga tentang niat awal mengikuti event. BJ. Habibie pernah mengatakan “No free luch.” Dimanapun. Tanamkan itu.
Hehe. Karena apa? Sebagian orang Indonesia mengikuti seminar, workshop,
edufair, atau event lainnya salah satu pemicunya adalah dapat snack gratis,
makan gratis plus sertifikat. Termasuk aku (dulu). Seiring bertambahnya usia
mindset nya berubah.
Satu lagi yang
tersirat di benakku ketika telah masuk sportarium UMY. Meski tak boleh
meremehkan para pemburu info beasiswa ini, tapi ternyata dari belasan ribu
orang tersebut, tidak semuanya benar benar ingin mengetahui more and more
about this scholarship information . Jadi berbanggalah kalian yang benar
benar minat untuk lanjut studi ke negara lain. Gunakan peluang itu untuk giat, belajar dan berpikir lebih keras lagi
dalam segala hal. Mulai sekarang. Apapun. Dimanapun. Fokus. Transform
our spirit from poor to rich.
Jogja,04012017