Kamis, 19 Mei 2016

Cerpen

                        Datangnya Cahaya Ilahi

Suasana kamar di pesantren Al Husna membuat marah – marah tak menentu. Betapa tidak, Nana yang terbiasa tidur di kamar rumahnya sendiri yang mewah dan nyaman, kini harus tidur di kamar pesantren yang sederhana dan sumpek. Di tambah lagi Nana harus mengikuti aturan pesantren yang membuatnya semakin pusing.
Pernah Nana mencoba untuk melarikan diri dari pesantren, Namun, beruntung pengurus mengetahuinya. Karena perbuatannya tersebut ia harus menjalani hukuman. Salah satunya ia harus mengisi waktu istirahatnya untuk belajar membaca Al-Qur'an bersama pengurus. Hukuman itu sengaja di khususkan untuk Nana dari pengasuh, karena beliau tahu Nana belum fasih membaca Al-Qur'an.
Awalnya Nana malas menjalankannya, ia sering berontak dan membuat ulah yang benar – benar menguji kesabaran pengurus. Bahkan karena kenakalan Nana yang semakin menjadi, kyai pun ikut terjun langsung mengurusinya dengan penuh kesabaran dan hati – hati.
Suatu hari Nana sedang berjalan – jalan di taman pesantren, kemudian duduk di serambi mushola sekitar taman untuk beristirahat. Sayup – sayup terdengar lantunan ayat suci Al-Qur'an yang begitu indah dan fasih. Setelah beberapa saat, hatinya tergerak untuk masuk dan melihat siapa yang membacanya. Di dalam, ada seorang gadis berkerundung putih sedang duduk, kemudian Nana mendekatinya. Gadis itu membaca begitu khusyuk sehingga tak sedikit pun terganggu oleh kedatangannya.
Tak lama kemudian gadis itu menutup bacaan Al-Qur'annya dan menyapa  Nana ”Assalamualaikum, ukhty silahkan duduk”.”Waalaikum sallam”. jawab Nana, Kemudian ia duduk di samping gadis itu. Mulailah mereka mengobrol, Gadis itu ternyata bernama Halimah. Bahkan sekarang Nana mulai sering menemui Halimah .Waktu shalat dhuha digunakan untuk belajar membaca Al-Qur'an atau sekedar bercerita tentang hidup mereka, Akhirnya mereka menjadi sahabat baik. Rupanya hidayah dari Allah telah membuka hati Nana.
Dan kini bacaan Al-Qur'an Nana semakin fasih, pengetahuan agamanya juga semakin luas. Itu hasil belajarnya dari pesantren dan tentunya dari Halimah. Sekarang akhlaknya semakin baik ,semakin sopan, dan patuh baik kepada orang tuanya, pengurus pesantren, kyai dan kepada semua teman-temannya sehingga banyak orang yang dekat dengannya.
Suatu malam,saat Nana belajar, ia mendapat kabar bahwa Alex, teman lamanya sakaw (akibat ketergantungan merokok). Alex bermaksud meminta bantuan Nana untuk sedikit menyembuhkannya. Dan beruntung dia benar-benar sudah bertaubat untuk menghisap rokok itu.
Nana tau, apabila keluar dari pesantren tanpa izin,hukumannya sangat berat. Tapi ia sangat ingin membantu temannya itu. Akhirnya Nana memutuskan untuk pergi meskipun Halimah melarangnya. Ia nekat keluar pesantren dengan hati-hati, menemui temannya. Saat sampai, beruntung Nana dapat menyembuhkan temannya. Setelah itu Nana memutuskan kembali ke pesantren.
Nana di antar Alex. Ketika sampai di pesantren ia mengendap-ngendap masuk, namun seorang pengurus melihatnya. Setelah di sidang, sesuai peraturan pesantren Nana pun di keluarkan dari pesantren. Meskipun Nana memohon untuk tidak di keluarkan, tapi tetap saja di keluarkan. Akhirnya Nana pulang ke rumahnya. Mengetahui itu semua, ayah Nana marah. Beliau mengira Nana ingin mengulangi perbuatannya di masa lalu. Ayah Nana pun mengusirnya dari rumah dan melarangnya kembali sebelum ia menghafal Al-Qur'an. Nana bingung harus kemana, kemudian ia meminta bantuan Halimah. Berkat Halimah Nana berhasil masuk kembali ke pesantren tu. Sekarang lebih berhati-hati dalam bertindak dan bersungguh-sungguh dalam menghafalkan Al-Qu'ran.
Alhamdulillah, dalam waktu 4 tahun Nana sudah menjadi hafidzah, Bacaan Al-Qur'annya baik dan benar. Rupanya ayah Nana mengetahuinya karena diam-diam beliau menanyakan kabar anaknya pada pengurus.Walau bagaimanapun Nana tetap putrinya. Kemudian beliau memutuskan datang menemuinya.
Nana sangat senang dan bahagia melihat kedatangan orang tuanya. Ia pun menangis dan meminta maaf kepada mereka. Orang tua Nana pun memaafkannya dan bermaksud mengajaknya pulang. Namun Nana  menolak dan memilih tetap di pesantren. Kini Nana menjadi Uztadzah di pesantren tersebut dan menjalani kehidupan yang sepenuhnya ia serahkan kepada Allah s.w.t. Sesekali Nana pulang ke rumah untuk menemui keluarganya….


mgl,030812

Tidak ada komentar:

Posting Komentar