Datangnya Cahaya Ilahi
Suasana kamar di pesantren Al Husna
membuat marah – marah tak menentu. Betapa tidak, Nana yang terbiasa tidur di kamar rumahnya sendiri yang mewah dan nyaman, kini harus tidur di kamar pesantren yang sederhana dan sumpek. Di tambah
lagi Nana harus mengikuti aturan
pesantren yang membuatnya semakin pusing.
Pernah Nana mencoba untuk melarikan
diri dari pesantren, Namun, beruntung pengurus mengetahuinya. Karena perbuatannya
tersebut ia harus menjalani hukuman. Salah satunya ia harus mengisi waktu
istirahatnya untuk belajar membaca Al-Qur'an bersama pengurus. Hukuman itu
sengaja di khususkan untuk Nana dari pengasuh, karena beliau tahu Nana belum fasih
membaca Al-Qur'an.
Awalnya Nana malas
menjalankannya, ia sering berontak dan membuat ulah yang benar – benar menguji
kesabaran pengurus. Bahkan karena kenakalan Nana yang semakin menjadi, kyai pun ikut terjun langsung mengurusinya dengan penuh kesabaran dan hati – hati.
Suatu hari Nana sedang berjalan –
jalan di taman pesantren, kemudian duduk di serambi mushola sekitar taman untuk beristirahat. Sayup – sayup
terdengar lantunan ayat suci Al-Qur'an yang begitu indah dan fasih. Setelah
beberapa saat, hatinya tergerak untuk masuk dan melihat siapa yang
membacanya. Di dalam, ada seorang gadis berkerundung putih sedang duduk, kemudian Nana mendekatinya. Gadis itu membaca begitu khusyuk sehingga tak sedikit pun
terganggu oleh kedatangannya.
Tak lama kemudian gadis itu menutup
bacaan Al-Qur'annya dan menyapa Nana ”Assalamualaikum, ukhty silahkan duduk”.”Waalaikum
sallam”. jawab Nana, Kemudian ia duduk di samping gadis itu. Mulailah mereka
mengobrol, Gadis itu ternyata bernama Halimah. Bahkan sekarang Nana mulai sering menemui
Halimah .Waktu shalat dhuha digunakan untuk belajar membaca Al-Qur'an atau sekedar
bercerita tentang hidup mereka, Akhirnya mereka menjadi sahabat baik. Rupanya
hidayah dari Allah telah membuka hati Nana.
Dan kini bacaan Al-Qur'an Nana semakin
fasih, pengetahuan agamanya juga semakin luas. Itu hasil belajarnya dari
pesantren dan tentunya dari Halimah. Sekarang akhlaknya semakin baik ,semakin
sopan, dan patuh baik kepada orang tuanya, pengurus pesantren, kyai dan kepada
semua teman-temannya sehingga banyak orang yang dekat dengannya.
Suatu malam,saat Nana belajar, ia mendapat kabar bahwa Alex, teman lamanya sakaw (akibat
ketergantungan merokok). Alex bermaksud meminta bantuan Nana untuk sedikit
menyembuhkannya. Dan beruntung dia benar-benar sudah bertaubat untuk menghisap
rokok itu.
Nana tau, apabila keluar dari
pesantren tanpa izin,hukumannya sangat berat. Tapi ia sangat ingin membantu
temannya itu. Akhirnya Nana memutuskan untuk pergi meskipun Halimah
melarangnya. Ia nekat keluar pesantren dengan hati-hati, menemui
temannya. Saat sampai, beruntung Nana dapat menyembuhkan temannya. Setelah itu
Nana memutuskan kembali ke pesantren.
Nana di antar Alex. Ketika sampai di
pesantren ia mengendap-ngendap masuk, namun seorang pengurus melihatnya. Setelah
di sidang, sesuai peraturan pesantren Nana pun di keluarkan dari pesantren. Meskipun
Nana memohon untuk tidak di keluarkan, tapi tetap saja di keluarkan. Akhirnya
Nana pulang ke rumahnya. Mengetahui itu semua, ayah Nana marah. Beliau mengira
Nana ingin mengulangi perbuatannya di masa lalu. Ayah Nana pun mengusirnya
dari rumah dan melarangnya kembali sebelum ia menghafal Al-Qur'an. Nana bingung
harus kemana, kemudian ia meminta bantuan Halimah. Berkat Halimah Nana berhasil masuk kembali ke pesantren tu. Sekarang lebih berhati-hati
dalam bertindak dan bersungguh-sungguh dalam menghafalkan Al-Qu'ran.
Alhamdulillah, dalam waktu 4 tahun
Nana sudah menjadi hafidzah, Bacaan Al-Qur'annya baik dan benar. Rupanya ayah Nana
mengetahuinya karena diam-diam beliau menanyakan kabar anaknya pada pengurus.Walau
bagaimanapun Nana tetap putrinya. Kemudian beliau memutuskan datang menemuinya.
Nana sangat senang dan bahagia melihat kedatangan orang tuanya. Ia pun menangis dan meminta maaf kepada mereka. Orang tua Nana pun memaafkannya dan bermaksud mengajaknya pulang. Namun Nana menolak dan memilih tetap di pesantren. Kini Nana menjadi Uztadzah di pesantren tersebut dan menjalani kehidupan yang sepenuhnya ia serahkan kepada Allah s.w.t. Sesekali Nana pulang ke rumah untuk menemui keluarganya….
Nana sangat senang dan bahagia melihat kedatangan orang tuanya. Ia pun menangis dan meminta maaf kepada mereka. Orang tua Nana pun memaafkannya dan bermaksud mengajaknya pulang. Namun Nana menolak dan memilih tetap di pesantren. Kini Nana menjadi Uztadzah di pesantren tersebut dan menjalani kehidupan yang sepenuhnya ia serahkan kepada Allah s.w.t. Sesekali Nana pulang ke rumah untuk menemui keluarganya….
mgl,030812
Tidak ada komentar:
Posting Komentar