Senin, 18 September 2017

Kitab Shahih Kulli Zaman wa Makan



Mengapa Al-Quran begitu penting kehadirannya di dunia ini? Pertanyaan ini sudah pasti memiliki banyak alasan. Salah satunya adalah sebagai petunjuk bagi umat manusia. Sesuai dengan firman-NYA :

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

Artinya : “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).” (QS. Al-Baqarah (2: 185))
Selain itu Al-Quran juga berguna untuk mengatasi problematika umat yang semakin kompleks. Tidak sedikit orang yang mempertanyakan apakah Al-Quran masih relevan untuk memecahkan masalah kekinian? Jawabannya tentu saja masih. Al-Quran merupakan kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril secara mutawatir sebagai mukjizat dan membacanya merupakan suatu ibadah. Pesan Illahi tersebut menetapkan basis kehidupan individual dan sosial bagi umat Islam dalam segala aspek. Selain sebagai sumber pengetahuan bagi umat manusia, Al-Quran juga sebagai peletak dasar hukum yang mencakup segala hal, baik aqidah, ibadah, etika maupun muamalah.

Kondisi bangsa Arab sebelum datangnya agama Islam yang membawa Al-Quran begitu kacau. Baik dalam segi kepemerintahannya, sosial budaya maupun moralitasnya. Misalnya banyak suku / kabilah yang tidak bersatu. Akhirnya kabilah terbesar dan terkuatlah yang menguasai kabilah kabilah kecil sekaligus pemegang tampuk kekuasaan tertinggi.
Kerusakan moral masyarakat Arab dikenal dengan istilah jahiliyah. Hal itu diindikasikan dengan kemusyrikan dan penyimpangan nilai-nilai moralitas. Free sex (seks bebas), kekejaman rumah tangga (termasuk penganiyan terhadap budak), mengubur anak perempuan hidup hidup, berjudi dan mabuk mabukan merupakan hal biasa yang mereka lakukan. Kehadiran Al-Quran di muka bumi yang merupakan pusaka berharga, mampu membenahi kejahiliyahan, terutama masyarakat Arab.
Jika kita mengamati secara seksama, selain sebagai mukjizat, pentingnya kehadiran Al-Quran justru pada keberadaan keterkaitan pesan-pesan teks dalam memproduksi hukum baru untuk menyelesaikan persoalan di masyarakat. Di mana pun dan kapan pun Al-Quran adalah kitab yang dapat menyesuaikan, yang dijadikan untuk memecahkan suatu masalah dan menjawab tantangan zaman. Jadi, Al-Quran merupakan pedoman hidup umat Islam sepanjang zaman serta sebagai pusaka tersakti yang dimiliki kaum muslimin. Didalamnya terkandung semangat hidup yang terus mengarungi ruang dan waktu.
Pemahaman terhadap Al-Quran perlu ditanamkan pada setiap individu umat Islam. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengkaji dan memahami kandungan ayat yang ada didalamnya. Al-Quran menjelaskan tentang segala sesuatu berkenaan dengan kehidupan di dunia maupun akhirat, yang membutuhkan ilmu lain yang berkaitan dengannya. Selain bahasa Arab, untuk memperoleh pemahaman yang mendalam, kita harus mengetahui keterkaitan ayat yang satu dan lainnya, sebab-sebat turunnya suatu ayat, dan sebagainya. Pada perkembangan keilmuan Islam, muncul suatu ilmu sistematis yang mempelajari bagaimana tata cara menafsirkan Al-Quran dan hal-hal yang berkenaan dengan Al-Quran, yakni Ulumul Qur’an.
Atas dasar pemaparan di atas, Al-Quran menjadi relevan untuk menyelesaikan problem-problem kekinian. Oleh karena itu, mengkaji Ulumul Qur’an merupakan langkah terbaik yang harus kita dilakukan. Setelah membedah Al-Quran menggunakan pisau analisa ‘Ulumul Qur’an, maka kita dapat menempatkan Al-Quran sebagai jawaban (solusi) atas permasalahan yang sedang dihadapi umat manusia dewasa ini.
Ada kisah menarik yang dapat kita jadikan ibrah bahwa kitab suci umat Islam merupakan kitab suci terbaik yang dapat membuka hati dan pikiran umat agama lain untuk mempelajari, mengkaji bahkan memeluk agama Islam. Meskipun pada hakikatnya Allah lah yang memberi hidayah bagi mereka. Seorang biarawati hatinya tergetar dan luluh mendengar lantunan QS. Al-Ikhlas (112: 1-4). Seketika itu juga sang biarawati masuk Islam dan sekarang telah menjadi ustadzah di suatu pondok pesantren.
Tanpa kita sadari, hal tersebut merupakan sebuah motivasi untuk kita agar selalu bersyukur kepada-NYA dan memaknai hidup dengan tetap berpegang pada Al-Quran. Keselamatan hidup beserta petunjuk arah dikala kita sesat, sesungguhnya telah disiapkan oleh Allah SWT. Karena sebelum kita hadir sebagai mahkluk hidup di dunia ini, Allah SWT telah terlebih dahulu memberikan petunjuk dengan cara yang bertahap kepada kaum-kaum terdahulu. Itulah sebabnya, barang siapa yang mau mempelajari dan mengagungkan kitab suci Al-Quran, maka dia termasuk orang-orang yang selamat. Al-Quran telah menjamah kaumnya untuk mampu berpikir dan berperilaku yang mampu menyelamatkan kehidupan kita di dunia maupun akhirat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar